Rabu, 07 Desember 2011

KEUTAMAAN SHALAT

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh,
“Dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat, dan ta’atlah kepada rasul, supaya kamu diberi rahmat” (An Nur : 56).
“Kitab (Al Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka” (Al Baqarah : 2 – 3 ).
“Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat” (Hud: 114).
“sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya; dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan)” (Al Alaq : 19).

Kamis, 01 Desember 2011

Matematika Dasar Sedekah 1

Buat Saudara yang ikut KuliahOnline di wisatahati.com, dan sudah mengikuti Kuliah Dasar Tauhid, pembahasan ini sudah ga asing. Juga buat Saudara yang mengikuti Kuliah 100 Kasus Sedekah, pembahasan ini pun sudah ga asing. Apalagi buat Saudara yang rajin mengikuti tayangan wisatahati sejak dari MNC dulu (Nikmatnya Sedekah), hingga sekarang ini, di ANTV. Insya Allah sudah ga asing lagi dah.
Hanya kali ini, saya buat seri kuliah sedekah untuk social media, baik lewat Twitter, BB, FB, dan media-media jejaring lainnya. Dan saya masukkan ke dalam kuliah inspirasi dan motivasi untuk beberapa seri ke depannya. Apa tujuannya dibuat seri ini? Saya berharap Saudara mau mengajarkan sedekah ini kepada yang lain. Saudara pahami, dan Saudara ajarkan kepada yang lain. Juga tentu saja, supaya semakin semangat berbagi, dan paham seluk beluk sedekah.
Ok, kita mulai dari pembahasan paling jadul, he he he.
Apa yang Saudara lihat dari matematika di bawah ini?
10-1     = 19
10-2     = 28
10-3     = 37
10-4     = 46
10-5     = 55
10-6     = 64
10-7     = 73
10-8     = 82

10 Nama Warna Warna Langka

Merah, Hijau Kuning Biru adalah nama nama warna yang lazim kita dengar sehari hari, di alam ini terdapat ribuan warna yang berbeda satu sama lain yang memiliki nama sendiri sendiri. nah bagaimana kalau kita berkenalan dengan nama nama warna asing tersebut yang jarang kita dengar. seperti malachite, gamboge dan lain sebagainya? yuk kita simak 10 nama warna yang jarang kita dengar sebelumnya.
1. Malachite

Hijau cerah ini berasal dari mineral karbonat dikenal sebagai Malachite, atau tembaga karbonat.Warna malachite adalah salah satu yang terlihat banyak dalam sejarah. Sebagai contoh, ada kamar Malachite di Hermitage, dan juga mengatakan bahwa takhta Demeter itu terbuat dari warna ini juga.
2. Gamboge

CERDAS MEMANFAATKAN WAKTU

Pentingnya Waktu..
yah itulah yang selalu kita ucapkan tanpa bisa mengaplikasikannya lebih langsung...
secara umum waktu...
Jatah waktu yang diberikan setiap orang adalah sama yaitu 24 jam, dan waktu pula adalah sesuatu yang tidak bisa kembali




Begitu banyak Pepatah yang berkaitan dengan waktu

Pepatah dari arab:
Waktu adalah Pedang.
Jika anda tidak memanfaatkan waktu maka pedang tersebut akan mengiris atau menggores kulit anda

KEAJAIBAN SENYUMAN

Senyum....


Berbicara dengan Senyum..
siapa sech yg tdk tau cara senyum..
Bayi juga senyum..
entah mengapa law orang senyum itu terdapat auranya karisma nya keluar (Bukan Bisma SM*SH)
nah,,
berikut Hadist tentang Senyum

Kata Motivasi Mario Teguh


  1. Meskipun Tuhan memberikan kita kebebasan untuk memilih, sesungguhnya Tuhan lebih berpihak kepada pilihan baik kita.

KUNCI MOTIVATOR SEJATI

  • NIAT
Ayo, Sobat..
awali tiap langkah luar biasa Anda dengan NIAT Baik. Jika Anda Tergerak untuk memotivasi, menyemangati diri dan org lain awalilah dgn niat yg baik, bukan untuk medaptkn 4 jempol,, dpt tepuk tgn,, atau pgn jadi t'kenal....

  • HATI

Resensi Buku "Negeri 5 Menara"


 

Judul buku                : Negeri  5 Menara
Pengarang                 : A. Fuadi
Penerbit                    : PT Gramedia Pusat Utama
Kota tempat terbit     : Jakarta
Tahun terbit               : 2009
Tebal                         : xiii +  423 halaman
Harga                        : Rp 50.000,00

Alif Fikri yang berasal dari Maninjau, Bukittinggi, adalah seorang anak desa yang sangat pintar. Ia dan teman baiknya, Randai, memiliki mimpi yang sama: masuk ke SMA dan melanjutkan studi di ITB, universitas bergengsi itu. Selama ini mereka bersekolah di madrasah atau sekolah agama Islam. Mereka merasa sudah cukup menerima ajaran Islam dan ingin menikmati masa remaja mereka seperti anak-anak remaja lainnya di SMA. Alif mendapat nilai tertinggi di sekolahnya yang membuatnya merasa akan lebih terbuka kesempatan untuk Amak (Ibu) memperbolehkannya masuk sekolah biasa, bukan madrasah lagi. Namun Amak menghapus mimpinya masuk SMA. “Beberapa orang tua menyekolahkan anaknya ke sekolah agama karena tidak cukup uang untuk masuk ke SMP atau SMA. Lebih banyak lagi yang memasukkan anaknya ke sekolah agama karena nilainya tidak cukup. Bagaimana kualitas para buya, ustad, dan dai tamatan madrasah kita nanti? Bagaimana nasib Islam nanti? Waang punya potensi yang tinggi. Amak berharap Waang menjadi pemimpin agama yang mampu membina umatnya,” kata Amak yang membuat harapan anaknya masuk SMA pupus.

Dengan membaca pembuka novel tersebut, dapat dengan mudah kita menerka nuansa apa yang akan kita rasakan sampai pada selesainya novel ini. Ya, nuansa Islam. Pembukaan ini merupakan pembukaan yang baik di mana pembaca dapat berharap banyak dan berimajinasi akan jadi apa Alif ini. Pemimpin negara? Atau pemimpin besar agama? Sayangnya sampai akhir, penulis kurang mampu memperlihatkan dinamika dalam cerita. Klimaks cerita kurang menonjol sehingga pembaca merasa dinamika cerita sedikit datar. Setelah selesai membaca, pembaca akan merasa cerita belum selesai setuntas-tuntasnya. Hal ini mungkin disebabkan karena penulis mendasarkan ceritanya pada kisah nyata dan tidak ingin melebih-lebihkannya. Mungkin akan lebih baik jika penulis membuat konflik-konflik yang lebih tegang atau menuliskan ending yang lebih memukau pembaca.

Gaya bahasa yang digunakan dalam novel ini sangat menarik. Ringan, deskriptif, dan mengalir serta mampu memperkaya kosakata dan wawasan berbagai macam bahasa daerah. Di dalam novel ini terdapat bahasa daerah Maninjau, Medan, Sunda, dan Arab. Tidak tertinggal catatan kaki di bagian bawah yang menjelaskan arti dari kata tersebut. Ungkapan-ungkapan dan peribahasa juga terdapat dalam penulisannya, seperti “man jadda wajada” yang paling sering dicantumkan. “Siapa yang bersungguh-sungguh pasti berhasil.” Ungkapan-ungkapan seperti ini sangat penting dalam sebuah novel karena mampu memberikan semacam trade mark yang membuat novel ini lebih terkenang di hati pembaca.

Novel ini menceritakan berbagai kisah sederhana kehidupan di Pondok Madani, pesantren modern yang akhirnya menampung Alif di dalamnya. Suka, duka, persahabatan, dan pengajaran-pengajaran PM yang sederhana namun mengena. PM berbeda dengan sekolah agama lainnya karena di sini para murid dilatih untuk menjadi intelektual dan mampu menganalisa berbagai ilmu dari sudut pandang Islam. Sehari-harinya mereka wajib menggunakan bahasa Arab dan bahasa Inggris. Jika melanggar, tidak mungkin tidak terlepas dari hukuman. PM sangat ketat dengan pengawasan dan kedisiplinannya.

Biarpun masuk karena terpaksa, namun Alif mulai menyukai kehidupan di pondok. Terlebih lagi, ia sangat menikmati hidup persahabatannya dengan Sahibul Menara – sebuah sebutan penghuni PM terhadap Alif dan 5 teman lainnya – yang selalu berkumpul di bawah menara tertinggi di Pondok Madani. Mereka adalah Said, Baso, Raja, dan Atang. Persahabatan lekat yang dijalin bersama sangat cukup menjadi penghiburan bagi Alif. Tapi di satu sisi ada kegelisahan mengetahui teman baiknya – Randai – sudah masuk SMA terbaik yang pernah mereka idamkan bersama, sudah melewati masa SMA dengan penuh tawa, dan dengan bahagia berhasil merebut impian mereka tertinggi: masuk universitas di ITB. Pertanyaan “jadi apa aku nanti?” terus terngiang dalam kepalanya mengingat ijazah PM tidak diakui walaupun sangat diakui di luar negeri. 

Satu lagi kelebihan novel ini. Pembaca tidak akan bosan membaca kehidupan di pondok karena penulis rupaya menggunakan alur campuran. Ia memulai cerita dengan mengambil setting Alif yang sudah bekerja lalu mulai masuk ke dalam ingatan-ingatan Alif akan kehidupannya dulu di Pondok Madani. Setelah cukup panjang menceritakan tentang pondok, ia mulai beralih lagi ke kehidupan Alif masa sekarang.

Novel ini dapat menjadi satu pengharapan bagi Indonesia, setidaknya masih ada pemuda di luar sana yang rela memberikan dirinya dipakai masa depan. Bukan menempatkan masa depan di tangan sendiri untuk ia tentukan. Merupakan satu penghiburan bahwa masih ada orang-orang yang sungguh-sungguh rela belajar dan mengasah diri untuk dapat memberikan sumbangsih pada dunia, terutama pada tanah airnya sendiri. Namun novel ini juga dapat menjadi kisah yang mengiris hati karena menyadarkan kita bahwa hampir tidak ada generasi muda yang seperti itu, bahkan mungkin.. Termasuk kita sendiri?

Hari AIDS Sedunia


http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/f0/World_Aids_Day_Ribbon.svg/100px-World_Aids_Day_Ribbon.svg.png


Hari AIDS Sedunia yang jatuh pada tanggal 1 Desember diperingati untuk menumbuhkan kesadaran terhadap wabah AIDS di seluruh dunia yang disebabkan oleh penyebaran virus HIV.

Konsep ini digagas pada Pertemuan Menteri Kesehatan Sedunia mengenai Program-program untuk Pencegahan AIDS pada tahun 1988. Sejak saat itu, ia mulai diperingati oleh pihak pemerintah, organisasi internasional dan yayasan amal di seluruh dunia.


Hari AIDS Sedunia pertama kali dicetuskan pada Agustus 1987 oleh James W. Bunn dan Thomas Netter, dua pejabat informasi masyarakat untuk Program AIDS Global di Organisasi Kesehatan Sedunia di Geneva, Swiss.[1] [2] Bunn dan Netter menyampaikan ide mereka kepada Dr. Jonathan Mann, Direktur Pgoram AIDS Global (kini dikenal sebagai UNAIDS). Dr. Mann menyukai konsepnya, menyetujuinya, dan sepakat dengan rekomendasi bahwa peringatan pertama Hari AIDS Sedunia akan diselenggarakan pada 1 Desember 1988.

Bunn menyarankan tanggal 1 Desember untuk memastikan liputan oleh media berita barat, sesuatu yang diyakininya sangat penting untuk keberhasilan Hari AIDS Sedunia. Ia merasa bahwa karena 1988 adalah tahun pemilihan umum di AS, penerbitan media akan kelelahan dengan liputan pasca-pemilu mereka dan bersemangat untuk mencari cerita baru untuk mereka liput. Bunn dan Netter merasa bahwa 1 Desember cukup lama setelah pemilu dan cukup dekat dengan libur Natal sehingga, pada dasarnya, tanggal itu adalah tanggal mati dalam kalender berita dan dengan demikian waktu yang tepat untuk Hari AIDS Sedunia.

Mari Berkurban Plus

Do the best! Jauh sebelum petuah ini lahir, Rasulullah SAW sudah berwasiat: ‘’Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesamanya” (HR Thabrani dan Daruquthni dari Jabir ra).
Dengan spirit inilah, setiap program PPPA Daqu wajib berjalan dengan nafas never ending improvement. Hal ini menuntut kreativitas dan pengembangan. Meski di tingkat implementasinya tak mudah, insya Allah ini menjadi spirit kami dalam mengemban amanah Anda para donatur.
Program QUIZ (Qurban Istimewa), misalnya, senantiasa kami kembangkan keistimewaannya dari tahun ke tahun. Sehingga semakin berlipatlah klemaslahatan qurban Anda bagi mitra dan binaan PPPA Daarul Qur’an, baik Rumah Tahfidz, Pesantren, beserta segenap civitas academica-nya di berbagai daerah.
Tahun ini, PPPA Daqu memantapkan Program Qurban sebagai salah satu unit binis untuk menghidupi Rumah Tahfidz dan Pesantren binaan. Melalui Program Eksport (Ekonomi Pesantren Produktif), PPPA Daqu menanam modal pembesaran ternak kurban bagi mereka. Tentu saja disertai pelatihan peternakan bagi pengurus dan santri Rumah Tahfidz serta Pesantren yang bersangkutan. Ini merupakan bagian dari bekal ketrampilan wirausaha mereka.
Maaf, tahun ini Program Eksport kurban memang baru dikembangkan di Pulau Jawa. Insya Allah daerah lain menyusul bersama guliran program pemberdayaan lainnya. Dengan dukungan Anda, PPPA Daqu memang berazzam agar qurban ini menjadi program nasional.

Apa Lebih Hebat dari Bumi dan Gunung?

Jalan Sedekah:
Pada suatu hari, orang Yahudi lewat dekat Rasulullah saw, lalu ia mengucapkan: Assam ‘alayka (kematian atasmu). Rasulullah saw menjawab: ‘Alayka (atasmu). Lalu para sahabatnya berkata: Ia mengucapkan salam atasmu dengan ucapan kematian, ia berkata: kematian atasmu.
Nabi saw bersabda: “Demikian juga jawabanku.” Kemudian Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya orang yahudi ini tengkuknya akan digigit oleh binatang yang hitam (ular dan kalajengking) dan mematikannya.
Kemudian, orang Yahudi itu pergi mencari kayu bakar, lalu ia membawa kayu bakar yang banyak. Rasulullah saw belum meninggalkan tempat itu, saat Yahudi itu lewat lagi di dekatnya dan belum mati.
Maka, Rasulullah saw berkata padanya: “Letakkan kayu bakarmu.” Ternyata di dalam kayu bakar itu, ada binatang hitam seperti yang dinyatakan oleh Nabi. Kemudian Rasulullah saw bertanya, “Wahai Yahudi, amal apa yang kamu lakukan?” Ia menjawab, “Aku tidak punya kerjaan kecuali mencari kayu bakar seperti yang aku bawa ini, dan aku membawa dua potong roti, lalu aku makan yang satu potong dan satu potong yang lain aku sedekahkan pada orang miskin”.
Maka, Rasulullah saw bersabda: “Dengan sedekah itu Allah menyelamatkan dia.” Selanjutnya beliau bersabda: “Sedekah dapat menyelamatkan manusia dari kematian yang buruk.”
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Turmudzi dan Ahmad diceritakan: Tatkala Allah SWT menciptakan bumi, maka bumi pun bergetar. Lalu Allah pun menciptakan gunung dengan kekuatan yang telah diberikan kepadanya, ternyata bumi pun terdiam. Para malaikat terheran-heran akan penciptaan gunung itu.