Suatu hari, ada seorang ayah bersama dengan anaknya beserta seekor keledai, melakukan perjalanan dari kota ke kota. Tibalah mereka di kota A. Sang anak menaiki keledai, sedangkan ayahnya berjalan di sampingnya. Lalu orang–orang berkata, “Dasar anak yang tidak tahu diri, masa ayahnya disuruh jalan kaki.” Lalu mereka pun bertukar posisi dan melanjutkan perjalanan.
Sampailah mereka di kota B, dan orang-orang pun berkata, “Wah-wah… ayah yang kejam, masa anaknya dibiarkan jalan kaki begitu saja." Mereka pun kemudian berhenti dan berpikir sejenak dan akhirnya mereka sepakat menaiki keledai itu bersama-sama.
Sesampainya mereka di kota C, mereka kembali dicerca oleh orang-orang. “Dasar manusia yang tidak mempunyai perasaan! Masa keledainya disiksa dengan dinaiki berdua.” Kembali mereka merenung dan memutuskan untuk berjalan kaki sambil memegang tali keledainya.
Di kota D, mereka ditertawakan oleh orang-orang. “Hahaha.. ayah dan anak yang bodoh, masa punya keledai tapi tidak dimanfaatkan. Bodoh sekali.” Akhirnya mereka pun dibuat pusing akan perkataan orang-orang tersebut. Akhirnya mereka pun mengambil sebuah cara terakhir dengan menggotong keledai tesebut sambil melanjutkan perjalanan karena sudah tidak tahan dengan omongan orang lain.
Tibalah mereka di kota E dan orang-orang pun kembali mencerca mereka. “Dasar edan! Dunia sudah terbalik, masa keledai menunggangi manusia!”
Cerita diatas mengajarkan kita, dimanapun kita berada , kapanpun, siapapun kita, akan selalu ada pandangan dan komentar negatif dari orang-orang di sekitar terhadap kita, seberapa baik pun kelakukan kita. Ada 2 hal yang dapat kita petik dari cerita ini. Yang pertama adalah kita tidak dapat mengatur dan mengontrol apa yang dirasakan, dipikirkan dan dikatakan oleh orang lain. Yang kedua adalah kita tidak pernah dapat menyenangkan hati semua orang. Yang dapat kita lakukan adalah tetap berpikiran positif untuk menanggapi hal-hal tersebut. Gunakanlah untuk mengembangkan diri kita untuk menjadi yang lebih baik, segala sesuatu tergantung pada pikiran (mindset) kita sendiri.
Source: buddhistzone
Tidak ada komentar:
Posting Komentar