Mainan balon tiup bisa berbahaya bagi anak karena mengandung zat berbahaya dan merusak tubuh ketika anak memasukkannya ke mulut waktu meniupnya. Balon tiup juga berbahaya bagi anak di bawah usia 8 tahun karena sering menyebabkan anak tersedak.
Seperti dikutip dari Childrenmercy, Jumat (7/8/2009) ada beberapa kasus dimana ketika balon yang pecah saat ditiup kemudian masuk ke dalam mulut dan tenggorokan atau tertelan yang membuat anak tersedak. Bagian tersebut akan menempel pada tenggorokan dan menutupi saluran pernafasan, karena bagian dari balon tersebut lengket sehingga sulit untuk mengeluarkannya.
Sejak tahun 1988, Consumer Product Safety Commission (CPSC) telah memberikan peringatan keselamatan terhadap bahaya mati lemas akibat balon tiup ini, karena balon penyebab utama kematian anak karena tersedak.
“Sebaiknya tidak memberikan anak mainan balon tiup karena bisa mengandung zat berbahaya dan merusak tubuh. Anak-anak akan meletakkannya dimulut, dan hal ini bisa berisiko anak menghisap zat tersebut hingga masuk ke tubuh atau anak bisa tertelan mainan tersebut,” ujar Nychelle Fleming, juru bicara Consumer Product Safety Commission (CPSC).
Kecelakaan akibat balon tiup ini bisa terjadi dengan dua cara. Beberapa anak akan meletakkan balon tersebut ke dalam mulutnya sambil ditiup. Ini bisa terjadi ketika anak yang meniup balon menghisap zat-zat yang bisa jadi berbahaya bagi tubuh seperti etil asetat yang sangat berbahaya jika terhisap dan memberikan efek jangka panjang.
Atau bisa juga disebabkan oleh bagian dari balon tersebut yang pecah saat ditiup dan tertelan oleh anak, yang menyebabkan anak tersedak dan tidak bisa bernapas karena salurannya terhambat.
Karena bahaya tersebut, CPSC merekomendasikan bahwa anak di bawah usia 8 tahun tidak boleh memainkan balon tiup dan perlu pengawasan dari orang dewasa. Serta jika ada balon yang pecah sebaiknya membuang semua serpihan-serpihannya agar tidak dimainkan kembali oleh anak.
Berikut ada beberapa mainan lain yang sebaiknya dihindari untuk diberikan kepada anak-anak berdasarkan National Safe Kids Campaign:
1. Mainan yang kecil dan bisa dilepas, karena bagian-bagian kecil tersebut bisa tertelan oleh anak-anak dan bahaya untuk anak dibawah usia 3 tahun.
2. Mainan dengan ujung yang tajam, karena bagian tersebut bisa melukai anak maupun orang lain disekitarnya.
3. Mainan yang menghasilkan suara yang keras, mainan ini seperti senjata atau perekam suara yang suaranya keras karena bisa merusak sistem pendengaran anak.
4. Mainan elektrik, hindari mainan yang menggunakan elemen listrik untuk anak di bawah usia 8 tahun karena berisiko terbakar dan anak belum terlalu mengerti.
5. Mainan cat warna yang berbahaya, khususnya jika zat warna tersebut mengandung zat kimia yang bisa menyebabkan kerusakan pada otak, ginjal dan sistem saraf anak.
6. Mainan dengan tali yang panjang, karena bisa berbahaya dan anak bisa tercekik.
2. Mainan dengan ujung yang tajam, karena bagian tersebut bisa melukai anak maupun orang lain disekitarnya.
3. Mainan yang menghasilkan suara yang keras, mainan ini seperti senjata atau perekam suara yang suaranya keras karena bisa merusak sistem pendengaran anak.
4. Mainan elektrik, hindari mainan yang menggunakan elemen listrik untuk anak di bawah usia 8 tahun karena berisiko terbakar dan anak belum terlalu mengerti.
5. Mainan cat warna yang berbahaya, khususnya jika zat warna tersebut mengandung zat kimia yang bisa menyebabkan kerusakan pada otak, ginjal dan sistem saraf anak.
6. Mainan dengan tali yang panjang, karena bisa berbahaya dan anak bisa tercekik.
“Sebaiknya tidak mencampur mainan untuk anak yang lebih tua dengan mainan anak yang masih kecil, karena jika anak yang lebih kecil belum bisa memahami cara menggunakan maianan kakaknya akan berakibat merugikan sang anak,” ujar Fleming.
Berikan mainan yang sesuai dengan umur sang anak, sehingga anak mengerti bagaimana cara menggunakannya dan menghindari kecelakaan yang timbul.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar