Karena saya hanya manusia biasa yang sedang belajar…
Nggak pernah kebayang gimana kondisinya kok sekarang saya ini bisa jadi seperti sekarang ini. Saya harus memimpin perusahaan yang sedang saya kembangkan ini, saya harus memimpin komunitas lokal di kota saya, saya akan jadi pemimpin keluarga nanti, dan masih banyak lagi yang harus saya pimpin. Pertanyaannya, harus seperti apakah saya berperan sebagai pemimpin tersebut?
Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.
Kalimat di atas, di tambah dengan obrolan singkat bersama teman-teman beberapa waktu lalu, menginspirasi saya untuk menulis post ini. Post ini bisa menjadi bahan pelajaran dan refleksi pribadi saya, yang juga saya harap bisa memberi pencerahan kepada yang lainnya. Bukan tentang pemimpin yang bisa melakukan ketiga hal tersebut, tapi lebih ke tipe pemimpin berdasarkan posisinya.
Berdasarkan pepatah tersebut, setidaknya kepemimpinan yang baik itu melewati 3 tahap, yang masing-masing bisa diasumsikan sebagai tipe pemimpin yang berbeda. Tipe pemimpin pertama adalah pemimpin yang selalu berada di depan timnya. Tipe kedua adalah pemimpin yang berjalan bersama-sama timnya. Dan tipe ketiga adalah pemimpin yang memberi do
rongan timnya dari belakang.Berdasarkan pepatah tersebut, setidaknya kepemimpinan yang baik itu melewati 3 tahap, yang masing-masing bisa diasumsikan sebagai tipe pemimpin yang berbeda. Tipe pemimpin pertama adalah pemimpin yang selalu berada di depan timnya. Tipe kedua adalah pemimpin yang berjalan bersama-sama timnya. Dan tipe ketiga adalah pemimpin yang memberi do
Pemimpin yang berada di depan
Tipe pemimpin pertama yang berada di depan timnya, sangat cocok diterapkan di sebuah tim yang masih baru, yang belum terjalin kekompakan dan sinkronisasi ikatan hatinya. Sang pemimpin harus bergerak lebih dulu, di depan, dan mengajak timnya untuk menjadi semakin kompak. Kelemahannya, pemimpin harus fokus dalam tim ini, dan sangat susah untuk menggerakkan tim lain bila ada, karena seluruh waktunya telah habis untuk satu tim saja. Tentu, tipe pemimpin ini sebaiknya tidak dijalankan dalam waktu yang cukup lama.
Sepertinya, tipe pemimpin pertama ini paling banyak ditemukan di berbagai jenis tim. Cara untuk mengetahui tim yang memiliki pemimpin tersebut pun bisa dibilang cukup mudah. Coba saja sang pemimpin dihilangkan atau tidak berperan selama sesaat, biasanya tim tersebut akan collapse atau stuck di tempat. Contoh tipe pemimpin pertama yang paling mudah ditemukan adalah pemimpin demo yang selalu berorasi di depan. Dia mampu membawa anggotanya, baik melalui kharismanya maupun oleh kemampuan persuasifnya. Bagaimanapun juga, pemimpin tipe ini memiliki takdir untuk menjadi terkenal.
Pemimpin yang berada di tengah
Tipe pemimpin kedua adalah yang berada di tengah-tengah, berjalan bersama tim dan menjadi bagiannya. Pemimpin tipe ini biasanya yang paling disukai, karena seluruh anggota tim akan merasa berbaur dengan pemimpinnya. Dia tidak harus berada di depan, tapi bisa melakukannya bila diperlukan. Yang pasti, pemimpin ini biasanya tidak hanya omong doank, tapi juga bisa melakukan apa yang harus dilakukan anggota timnya. Pemimpin tipe pertama yang merasa mulai ada yang salah dengan apa yang dilakukannya, biasanya bergeser ke tipe kedua ini. Bisa jadi karena dianggap sok memimpin, bisa jadi karena merasa sendirian di depan, atau yang lainnya.
Tim yang memiliki pemimpin tipe kedua ini tidak akan dengan mudah hancur meski pemimpinnya tidak ada. Bila pemimpin hadir, maka produktifitas tim akan meningkat melebihi 100%. Tapi bila pun pemimpin tidak hadir, tim juga akan tetap jalan. Malah bisa jadi akan muncul pemimpin lain yang bertipe sama dari dalam tim tersebut. Kunci dari bagaimana menjadi pemimpin tipe kedua ini adalah dengan melibatkan dirinya dan seluruh anggota tim dalam pekerjaannya.
Pemimpin yang berada di belakang
Ini tipe pemimpin terakhir, yang biasanya berada di belakang timnya. Bukan dengan main asal perintah dan ongkang-ongkang di belakang nerima hasilnya, tapi lebih kepada “orang yang tidak terlihat” yang mampu menggerakkan timnya meskipun tanpa keberadaan dirinya. Pemimpin tipe ini memang sekilas kelihatannya mudah, namun sebenarnya sangat susah untuk menjadi sepertinya. Perlu adanya pengalaman untuk menjadi pemimpin tipe pertama dan kedua terlebih dahulu, sebelum bisa menggerakkan timnya dari belakang saja. Justru sebenarnya pemimpin inilah yang paling sakti yang bisa melihat gambaran besar dari tujuan tim dan mengimplementasikannya menggunakan perpanjangan tangan timnya.
Tim yang memiliki pemimpin dengan tipe ini biasanya malah tidak sadar bahwa mereka sedang dipimpin orang tersebut. Biasanya, terdapat sebuah figur pemimpin lain yang menjadi panutan timnya, yang sebenarnya pemimpin tersebut sudah diarahkan oleh pemimpin sebenarnya yang berada di belakang. Pemimpin tipe ketiga ini merancang goal dari tim, dan mampu menempatkan orang-orangnya di posisi yang tepat, dengan tetap adanya suatu “decoy” pemimpin. Sehingga, ketika tim sudah berjalan, tidak akan mudah mati, meski dirinya tidak hadir di sana. Efek buruknya (atau malah baik) sih, tipe pemimpin ketiga ini biasanya tidak terkenal. Justru yang lebih terkenal adalah “decoy”-nya.
Yang manakah yang Anda inginkan?
Saya tidak tahu apakah Anda sedang menjadi tipe pertama, kedua, atau sudah menjadi tipe ketiga. Yang pasti, dalam sifat dasar Anda, pasti ada dalam salah satu tipe tersebut. Mungkin Anda hanya belum mengimplementasikannya. Saya sendiri, sedang belajar bagaimana menjadi tipe pemimpin ketiga. Memang sebuah perjuangan berat, tapi harus dilakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar