Ketika membaca atau menghafal al-Qur'an, bagaimana suasana hati anda?
Jika anda merasa tenang, nyaman dan bersemangat setelah mempelajarinya,
maka berbahagialah dengan kondisi itu. Saat itu hati dan jiwa anda
sedang mendapatkan sebuah kelembuatan dari Allah yang Maha Kuasa dan
pemilik kitab suci al-Qur'an ini.
Sebaliknya, apabila ketika
membaca, menghafal atau memahami isinya, anda menjumpai ketidaknyamanan,
lidah terasa berat melantunkan bacaannya serta hati tidak konek dengan
isinya, waspadalah terhadap hati anda itu. Jangan-jangan kondisi hati
sedang bermasalah. Atau pikiran dan jiwa anda sedang mengalami kelemahan
iman.
Terus terang, membaca dan mempelajari al-Qur'an
saat ini bisa dikatakan tidaklah mudah seperti yang dibayangkan. Perlu
keseriusan dan pendampingan guru pembimbing. Hanya orang-orang yang
memiliki niat yang mulia dan sadar akan urgensi tilawah al-Qur'an
sajalah yang bisa melaksanakannya.
Selain itu, yang paling
perlu kita perhatikan sebelum jauh-jauh belajar al-Qur'an, adalah
memahami bahwa AL-QUR'AN ini adalah wahyu Allah yang abadi lagi suci.
Se-Suci dan se-Mulia zat Allah yang menurunkannya. Dan wahyu yang suci
itu tentunya sulit untuk menembus hati yang kotor dan rusak karena noda
maksiat dan dosa. Taubat, istighfar dan kembali kepada jalan Allah
adalah solusi yang terpenting.
Seringkali kita terlalu
banyak mengeluh akan kesulitan belajar al-Qur'an yang agung ini. Tehnik
demi tehnik sudah kita baca dan kita pelajari. Dari yang klasik sampai
yang modern. Tapi tetap saja semua itu seakan tidak berarti sedikitpun
untuk memotivasi tekad kita untuk terus bangkit dan belajar. Padahal
sebenarnya bukan kendala itu yang menjadi masalah. Itu hanyalah masalah
ekstern yang masih bisa dicarikan jalan keluarnya. Tapi yang paling
menjadi masalah utama adalah masalah intern. Masalah hati dan kondisi
hati serta jiwa kita.
Coba diintropeksi lagi. Sudahkan
kita bertaubat dan menyadari akan kekurangan diri kita ketika
melaksanakan ibadah? Sudahkah kita berpikir bahwa al-Qur'an ini hanya
akan bisa diterima dan menembus ke dalam sanubari kita apabila hati kita
benar-benar bersih semua noda dosa dan keinginan buruk itu?
Pernahkah
kita berpikir untuk meminta nasehat, masukan atau tempat curhat untuk
mengatasi masalah hati yang setiap hari bisa terus menumpuk dan menjebol
hati kita menjadi lebih 'keras' membatu ini?
Hal-hal inilah yang patut kita pertanyakan pada diri kita masing-masing. Sebab Allah berfirman:
"Dan
apabila kamu membaca al-Qur'an maka kami jadikan antara kamu dengan
orang-orang yang tidak beriman dengan hari akhirat sebuah hijab
(penghalang) yang tertutup."(Qs al-Isra: 45 )
Artinya,
kalau kita bisa membaca dan menghayati al-Qur'an dengan penuh
kesadaran, maka kita akan dibedakan dengan perilaku orang-orang kafir
yang tidak beriman kepada Allah dan al-Qur'an ini. Sebab hati
orang-orang kafir itu sudah tertutup dan terkunci mati. Dan hati yang
sudah Allah kunci mati tidak akan bisa menemukan hidayah (petunjuk) al-Qur'an dalam hidupnya. Kecuali mereka yang masih Allah rahmati.
Bagi
seorang muslim dan muslimah sejati yang selalu memegang teguh
nilai-nilai Islam, hidayah al-Qur'an dan memahaminya secara benar adalah
sebuah harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Dengan kata lain,
orang muslim/ah itu harus bisa membaca al-Qur'an dengan baik sesuai
dengan kaedah ilmu tajwid, memahami secara utuh, menghafal ayat-ayat
yang sudah dipahami itu dan kemudian merealisasikannya dalam kehidupan
nyata.
Karenanya, antara mempelajari al-Qur'an, memahami
Islam dan kejernihan hati antara yang satu dengan yang lain saling
memiliki keterkaitan yang demikian erat. Tidak bisa seorang muslim/ah
memahami agamanya atas dorongan hawa nafsunya. Tidak bisa di satu sisi
ia belajar al-Qur'an, namun di sisi lain ia 'doyan' berbuat
maksiat. Kalau sudah demikian maka bisa-bisa al-Qur'an akan membuatnya
semakin jauh dari Allah dan membuatnya semakin dekat dengan maksiat!
Nauzubillah min zalik..
Ingat, kaum khawarij
(pemberontak yang keluar dari pemerintahan khalifah Ali bin Abi Thalib)
yang dahulu pernah hidup di zaman sahabat rasulullah adalah mereka yang
serampangan dalam belajar dan berinteraksi dengan al-Qur'an. Mereka
belajar al-Qur'an tanpa keterlibatan hati yang bersih dan tuntunan
Rasulullah. Akibatnya, mereka menyakiti dan membunuh siapa saja bagi
yang tidak sejalan dengan keinginan dan cara berpikir mereka. Mereka
telah keluar dari Islam karena menjadikan
al-Qur'an semata-mata sebagai landasan berislam tanpa sunnah Rasulullah
saw. Atau dengan bahasa lain, mereka memahami al-Qur'an berlandaskan
hawa nafsu saja.
Sangat wajar apabila kemudian Rasulullah
mengancam bahwa akan ada suatu kaum yang gemar membaca al-Qur'an tapi
hanya bacaan al-Qur'an hanya sekedar lewat di kerongkongan saja. Amal
dan prakteknya jauh dari kandungan al-Qur'an yang mereka pelajari itu.
Sungguh,
kondisi yang sangat memprihatinkan. Karenanya, apabila kita ingin
mendapatkan hidayah, kedamaian berislam dan mencari ketenangan hati,
kembalilah kepada al-Qur'an yang suci. Carilah komunitas yang bisa
membuat hati dan diri anda tetap bersemangat untuk mempelajarinya setiap
saat. Insya Allah semuanya akan Allah mudahkan.
"Dan setiap jalan-jalan kemudahan itu itu sudah Allah tentukan garis takdirnya
."
Begitu kata baginda Rasulullah saw.
Semoga
kita digolongkan menjadi para penggemar dan orang-orang pilihan-Nya
untuk selalu bersama al-Qur'an dan mengamalkannya dalam kehidupan ini,
Amiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar