urat Dari Gaza: "Jangan Lupakan Kami; Kalianlah Yang Kami Miliki Sekarang"
Selasa, 08/06/2010 18:40 WIB (Era Muslim)
Ummu
Taqi, seorang ummahat dari Gaza, Palestina diwawancarai oleh Islam
Channel beberapa waktu lalu. Setelah wawancara, Ummu Taqi menulis sebuah
surat dalam bahasa Arab yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa
Inggris, surat ini ditujukan kepada kaum Muslimin di seluruh dunia.
Berikut isi suratnya:
Assalamualaikum,
Saudara dan saudari
yang saya sayangi, saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk
mengirimkan pesan dari para muslimah di Gaza. Silakan dengarkan situasi
kami dan beritahu semua orang.
Situasi yang kami hadapi sangat
mengerikan namun iman kami alhamdulillah kuat, walaupun kami tidak
memiliki air, dan jika pun ada air itu tercemar dan kami tidak memiliki
uang untuk membeli air mineral. Ketika kami punya uang, para penjual air
berkata bahwa terlalu berbahaya bagi mereka sendiri untuk berjalan
keluar dan mendapatkan pasokan air yang baru. Kami tidak memiliki gas,
dan bahkan sama sekali tidak ada selama empat bulan terakhir. Kami
memasak makanan kecil yang kami miliki dalam api yang kami bikin
sendiri.
Orang-orang kami telah kehilangan semua pekerjaan
mereka. Mereka menghabiskan hari-hari mereka di rumah sekarang. Suami
saya seharian hanya pergi dari satu tempat ke tempat lain hanya untuk
mencari air. Dia biasanya kembali dengan tangan kosong. Tidak ada
sekolah, tidak ada bank, hampir tidak ada rumah sakit yang terbuka. Kami
selalu sadar bahwa hidup kami sangat riskan walaupun ada di ruangan
apalagi di luar. Mereka (Israel) memberi kami jam malam antara pukul
01.00 sampai dengan- 04:00 dini hari. Pada jam itulah kami boleh keluar,
dan Israel berkata "silakan cari pasokan untuk kalian," tapi itu adalah
dusta.
Kami makan nasi dan roti hanya satu kali dalam satu hari.
Daging dan susu adalah sebuah kemewahan. Mereka menggunakan bahan kimia
di daerah-daerah yang berada di perbatasan.
Kami diberitahu
bahwa orang-orang berdemonstrasi di seluruh dunia. Masya Allah.
Kenyataan bahwa kalian pergi ke kedutaan besar dan meninggalkan rumah
kalian, membuat kami merasa bahwa kami tidak sendirian dalam perjuangan
ini.
Tapi kemudian kalian bisa pulang ke rumah dan mengunci pintu
kalian. Kami tidak bisa melakukan itu. Saya harus meninggalkan rumah
saya di lantai dua setiap malam dan tinggal dengan kakak saya di lantai
dasar. Jika ada serangan, dari lantai dasar, kami bisa pergi lebih lebih
cepat.
Ya, kami lelah. Ketika kami mendengar roket dan bom dan
melihat pesawat yang terbang terlalu dekat dengan gedung kami, saya
berteriak dengan anak saya yang masih kecil dan suami saya merasa tak
berdaya.
Dalam semua ini tidak ada satu pun selain Allah (swt)
yang dapat menyelamatkan kami. Tetapi ummah juga bertanya-tanya dimana
tentara, dimana kemenangan itu? Jangan lupakan kami karena kalian
semualah yang kami miliki sekarang. Sumbangan kalian sama sekali tidak
sampai kepada kami, dan ketika Israel membuka perbatasan, sumbangan itu
hanya untuk beberapa gelintir saja. Teruslah beramal karena Allah dan
berdoa bahwa kemenangan akan segera datang, insyaAllah.
Wassalam,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar