Disebutkan dalam sebuah hadits, seperti tercantum dalam Faydhul
Qadiir, bahwa yang membuat rambut Rasulullah SAW beruban adalah Surah
Hud, Al-...Waqi`ah, Al-Mursalaat, An-Naba', dan At-Takwir.
Imam
Nawawi dalam Syarah Muslim menulis: Ibnu Abbas ra. berkata bahwa tidak
ada ayat yang lebih berat dan sukar dilakukan selain ayat yang terletak
di surah ini (Surah Hud ayat 112). Dan inilah ayat yang membuat rambut
nabi beruban: فَاسْتَقِمْ كَماَ أُمِرْتَ. Ayat ini adalah perintah Allah
swt kepada Nabi Muhammad saw untuk tetap istikamah.
Oleh
karena itu, Rasulullah SAW bersabda kepada para sahabat yang berkata
kepada beliau: “Rambut engkau cepat sekali beruban,” rasul menimpali
pernyataan tersebut, “Surah Hud dan saudara-saudaranya-lah yang telah
membuat rambutku beruban.”
Imam Al-Qusyairi dalam
kitabnya, Ar-Risalah Al-Qusyairiyah, mengatakan, “Istikamah adalah
tingkat derajat kemuliaan semua perkara. Dengan istikamah, akan
diperoleh kebaikan-kebaikan. Barangsiapa tidak menjadi orang yang
istikamah, maka usaha dan kerja kerasnya menjadi sia-sia belaka.”
Sufyan
bin Abdillah ra. berkata : Aku berkata : “Wahai Rasulullah, beritahukan
kepadaku suatu ungkapan tentang Islam yang tak kan kutanyakan kepada
seorang pun selain engkau? Beliau bersabda : Katakanlah Aku beriman
kepada Alla, kemudian istikamahlah!” (HR. Muslim)
Anehnya,
tidak sedikit dari kita yang menginginkan karâmah. Karâmah, bagi
sebagian orang, adalah terbang di awan, berjalan di atas air, meramal
nasib orang, batu menjadi emas, dan sebagainya. Padahal, karâmah yang
dimafhumi oleh Islam adalah bila kita istikamah. Inilah karâmah yang
bermakna kemulian dengan dijadikan diri kita istikamah.
Itu sebabnya, Imam Ja`far Ash Shâdiq r.a berpesan :
لاَ
تَطْلُبوُا مِنَ اللهِ الكَرَامَةَ وَاطْلُبُوْا مِنَ اللهِ
الاِسْتِقاَمَةَ، فَإِنَّ اللهَ لاَ يَأْمُرُكُمْ بِطَلَبِ الكَرَامَةِ
وَلَكِنَّهُ أَمَرَكُمْ بِطَلَبِ الاِسْتِقاَمَةِ
“Janganlah
kalian meminta karamâh dari Allah tapi mintalah keistiqamaan dari-Nya,
sebab Allah tidak memerintahkan kalian untuk mencari karâmah namun Dia
memerintahkan kalian untuk mencari keistikamaan.”
Istikamah
inilah yang terberat; istikamah mengerjakan perintah Allah, istikamah
meninggalkan larangan Allah, istikamah dalam berdakwah, istikamah dalam
bertauhid, istikamah dalam sunnah, istikamah dalam kejujuran, istikamah
dalam taubat, istikamah dalam sabar, istikamah dalam ikhlas, dan
seterusnya.
Keterbatasan dalam beristikamah yang telah
diperintahkan oleh Allah tidak akan dapat dihindari, oleh karena itu
sebagai upaya untuk menggantikan dan menyempurnakannya kita
diperintahkan untuk memohon ampunan kepadaNya sebagai bentuk taubat dan
kembali ke jalan istikamah. Hal ini disinggung dalam firman Allah:
“…maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepada-Nya dan mohonlah
ampun kepada-Nya… ".(QS. Fushshilat: 6).
Sebagian ulama
yang lain berpendapat yang membuat rambut Beliau beruban adalah
kisah-kisah kedahsyatan yang terjadi hari kiamat nantinya. Wallahu A`lam
bis Shawaab.
Rabbana anugerahilah kami sikap istikamah dalam amal dan perbuatan kami…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar