Selasa, 16 Agustus 2011

SUKA DUKA PERJUANGAN BERSAMA AL-QURAN (part 2)

Sejak hari itu juga, kesehatanku suka labil dan suka kumat2an, bahkan sudah hampir setiap hari aku merasakan kesakitan di sekujur tubuhku, setiap jam, setiap menit dan setiap detik…Bertahan !!!...aku tetap bertahan, tetap berusaha menghafal, tetap muroja’ah, tetap mengikuti shalat QL berjamaah (1juz), meski terkadang tubuhku tak sanggup berdiri lama, disebabkan nyeri di tulang belakangku dan nyeri dada…
Hari demi hari ku lalui perjuangan melawan sakitku ditemani sahabat sejatiku Al-Qur’an, tidak mudah teman, menghafal sambil menahan sakit yang menjalar disekujur tubuh,..sore itu aku sedang futur..Semangat kendur, capek…ya aku lelah dengan keadaan tubuh yang sakit2an ini, emosi ku pun membuncah…..



“ALLAH……………………………………………..!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
ALLAH…….AKU LELAH….!!!!!! “Teriiiaaaak ku lantang di lantai 2, di ruangan kosong yang masih di renovasi itu membuat suaraku bergema…Sepi !! tak ada satu orang pun di ruangan itu..
Sambil memukul-mukul dinding, tanggis ku menjadi-jadi…….sambil menahan sakit, air mata ku tak mampu ku bendung lagi, mengalir deras membasahi jilbabku……(sudah menjadi kebiasaanku ketika aku tak mampu lagi menahan rasa sakit, hanya tanggis yang bisa aku lakukan)

“Ya Allah nisa,..anti kenapa?? Sakit lagi?? “, tiba2 Ami sudah ada disampingku..
Aku tak menjawab, hanya tanggis yang terdengar…

Ku tatap dalam wajah Ami, mulut ku mulai membuka “tinggalkan ana sendirian disini, please, ana pengen sendirian,jgn khawatir…ana baik2 aja”, pintaku pada Ami

Sudah puas dengan tanggisku, aku bergegas turun ke bawah, mengikuti shalat magrib berjamaah…


“Hai, apa kabar jamilah…??”, sapa ustadzah Fatimah
“baik”, jawabku…tapi ia menatapku tajam, semakin dalam tatapannya, mungkin dia heran melihat muka ku yang memerah dan mata yang bengkak…..

“Habis nanggis?”, tanya nya heran..

Hanya senyum yang ku lontarkan kepadanya, bergegas aku langsung sholat sunnah rawatib..

                                                ***

Pagi yang cerah, secerah hatiku yang mulai beresemangat lagi..entah energi dari mana, diriku seperti di setrum aliran listrik, berdiri tegap..hari ini aku mencari suasana baru, menghafal di ruang perpustakaan, ternyata kak Mayar sudah dari tadi duduk menghafal di perpustakaan.

“boleh gabung ya kak?”, basa basiku…Ia menjawab dengan senyum manisnya,

Ku buka lembaran mushaf ku, ku mulai berjuang bersama bait-bait lantunan ayat-ayat cinta Allah….Subhanallah,….aku takjub, 1 halaman mushaf selesai dalam waktu 30 menit, ini benar-benar di luar kesadaranku, walhasil, hanya membutuhkan waktu 1 jam bagiku untuk menghafal 2 halaman mushaf….selanjutnya tinggal muroja’ah mempelancar hafalan…Demi Allah, innama’al ‘usri yusro, wa innama’al ‘usri yusro, Allah memberikan kemudahan menghafal kepadaku, meski sambil menahan sakit ketika menghafal, tapi diselang muroja’ah sakit ku malah menjadi-jadi, rasanya badan ini remuk semua, tak kuasa menahan sakit, aku menanggis sambil menundukan kepala di atas meja..Kak Mayar binggung melihat tingkah ku, ia melangkah mendekati ku..

“Sabar ya dek,” Nasihatnya,…lalu dipeluknya aku sementara tangannya mengusap-ngusap ubun-ubun kepalaku. “laa yukalifullahu nafsan illa wus’aha dek”, lanjutnya…

Ku tegakkan kepalaku, ku usap tetesan air mataku, “benar, aku harus kuat”, batin ku..

Sore ini, aku mendapat giliran pertama kali menyetor hafalan, Alhamdulillah aku menyetor 2 halaman dan lancar,…

“Barakallah….barakallah…barakallah…tetap semangat ya?”, ucap ustadzah Fatimah setelah mendengarkan setoran ku…Senyum lebarnya membuat aku jadi Ge-Er hehehe…^_*

Aku masih duduk di ruang setoran sambil muroja’ah hafalanku, sementara kak Yusro yang duduk disampingku, sibuk memintaku memberi soal ujian buatnya…kami pun larut saling tukar soal ayat-ayat yang sudah kami hafal…Entah, sudah sampai ayat dimana, aku tak lagi terlalu memperhatikan kak Yusro, lama kelamaan suara kak yusro dan suara teman2 yg sdg setoran hilang seketika dari pendengaranku..kepalaku tersandar di meja computer, lemas tak berdaya !!! kesadaranku hilang.!!

“Hei nisa, kok stop…ah tidur aja kerjaannya”, celetuk kak Yusro

Setelah itu aku tak tau apa2 lagi….
Ruh ku seperti pergi dari jasadku,..Meski pingsan masih ada sedikit kesadaran yang ku rasakan, tapi gelap ruangan itu gelap, semua badanku tak sanggup aku gerakan, Hanya Allah yang terlukis di pandangan gelap itu, terekam ulang memori-memori masa lalu ku, dosa-dosaku…dalam gelap itu ingin rasanya menanggis, tapi sulit, aku seperti tak sedang berada di jasadku…Sayup-sayup terdengar…”pingsan,,,tidak tidur..tidak tidur”,
Aku berusaha menggerakkan tanganku, namun kaku, kepalaku sakit….

“Ar-rahman………Fabiayialairobbiqumatukasiban….”, suara sayup dari murrottal, air mataku menetes mendengarnya, lalu terdengar……..

“Nisa pasti kuat, ingat kedua orang tua anti, mereka menunggu anti menjadi hafidzoh, ingat semua cita2 anti…ayo bangun Nisaa..buka matanya, pasti bisa…Nisa kuat, nisa kuat…”, hanya itu yang bisa ku tangkap selebihnya aku tak tau……..

                                                            ***

Entah sudah berapa jam aku pingsan, kini mataku perlahan-lahan membuka meski terkadang ku pejamkan lagi, berat…….hari sudah larut malam, aku di pindahkan ke ruang tidur…Di sana ustadzah Fatimah sudah menunggu ku, sesekali dia memijat jari-jari kaki ku dan menyuapi sari kurma dan obat herbal sambil mencandai ku……Kak yusro dan ami tidur di sampingku, menemaniku….
Minggu pagi, kami semua kumpul di musholla, jadwal periksa buku mutaba’ah para santri, yang di periksa oleh ustadzah Fatimah…semua muka para santri tegang, ada yang menunduk..bila buku mutaba’ahnya di buka oleh ustadzah…hingga akhirnya buku mutaba’ah ku yang di buka lalu diperiksa ustadzah..

“Subhanallah, tilawah cukup, muroja’ah jalan, dan setoran lancar”, ucapnya sambil membolak balik lembaran mutaba’ah ku…


“hem….seharusnya antuna belajar dari Nisa, dalam keadaan sakit setorannya lancar, menahan rasa sakit masih bisa ngafal 2 halaman, sementara antuna orang yang normal tidak mampu menyetor 2 halaman, setoran mandet-mandet…”,

Aku pun langsung tertunduk tak enak, “Astagfirullah…ya Allah ampuni dosa2 hamba”,

Aku duduk termenung di ruang perpustakaan, buku yang dari tadi ku pegang belum juga aku baca, aku masih teringat kata2 ustadzah Fatimah…”aku berlindung kepada MU dari rasa ujub”, doaku..

“hei…kok ngelamun sih?”, ……

Teguran ustadzah Fatimah membuyarkan pikiranku,..”eh, ustadzah…”,
Tangannya merangkul buku kecil di rak, lalu bergegas melangkah keluar perpus,

“Ustadzah………”, panggilku
“ya…”,
“Maaf ni ustadzah, ana kok jadi gak enak sejak ustadzah bilang ke teman2 harus belajar dari ana, bukankah masih banyak kekurangan ana, ana benar2 takut nanti jadi ujub, lagian apa yang ustadzah lihat belum tentu benar..”,

Dia tersenyum manis, lalu ku balas dengan kerutan alisku…

“Nisa sholehah, sya gak bermaksud tuh buat kamu ujub, sy hanya ingin mereka itu berfikir dan mengambil pelajaran dari kehidupanmu, seharusnya kamu senang karena kehadiranmu orang-orang jadi bisa mengambil pelajaran, udah deh jangan mikir aneh-aneh…” jawabnya sambil mengelus-ngelus ubun2 kepalaku dengan tangannya

“ya..ustadzah”, angguk ku

“ok nisa manis…cantik…hehehe…,” dia semakin memanjakan ku dengan elusan tangannya di ubun2 kepalaku..





Jarum panjang jam menunjukan pukul 20:00 malam, jadwal muroja’ah dimulai, semua santri bertebaran mencari posisi nyaman buat muroja’ah, sementara aku muroja’ah di atas kasur, sakit ku kumat lagi, terkulai lemas, belum lama muroja’ah aku terlelap tidur..

aku terbangun dari lelap tidur ku, gelap…lampu kamar sudah dimatikan hanya ada sinar cahaya dari luar teras..ku lihat arloji ku yang melingkar di tangan kiri ku, menunjukan pukul 12 malam, Astagfirullah…sentak ku, aku tertidur, aku belum menyelesaikan muroja’ah ku…ku putuskan untuk melanjutkan muroja’ah, lalu aku keluar kamar menuju teras, ku ambil kursi dan ku buka mushaf kecil yang berwarna hijau, mushaf cantik yang sudah menjadi saksi perjuanganku, yang menjadi teman sejatiku dikala aku sakit…..Ku lantunkan ayat-ayat cinta Allah beriring hembusan angin segar, dingin merasuk ke tulang rusukku, bintang-bintang bertebaran seolah sedang menyapaku….

wabasyri ladzina amanuwa amisholihati annalahum jannatii tajri mi……”,  tiba-tiba aku dikagetkan dengan sepucuk surat yang jatuh tepat di mushafku, aku berhenti di tengah ayat…”Surat apa ini ya…emangnya siapa sih ngirim surat tengah malem gini, iiih…”, aku heran sambil membuka surat itu dan membacanya…….

Untuk Nisa (Afwan ngagetin….^_^)


Subhanallah………………^_^

Barakallah Fiik Ya Ukhti…….Syafakillah Kharun Syifa…

Sayup2 suara syahdu…kirain siapa, ternyata eh ternyata…
Istiqomalah dek, kakak salut dlm kondisi bagaimanapun, bahkan saat org2 terlelap, kau mampu melantunkan ayat2 cinta itu, Semangatmu yg bergelora Insya Allah dpt mengalahkan kondisi yang tak mendukungmu utk bermujahadah…..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar