Sebut saja namanya Zahra (bukan nama sebenarnya), Zahra adalah gadis
yang sangat taat kepada kedua orang tuanya. Zahra sangat mencintai Islam
dan ingin mendalami Islam lebih dalam. Walau sebenarnya tidak ada
keluarganya berasal dari santri, tapi Zahra punya keinginan setamat SD
ingin masuk pondok pesantren lalu kuliah ke Al Azhar university mesir.
Tapi sayang, keinginan itu tidak terwujud karena ayah dan ibunya tidak
menyetujui nya, ayah nya ingin Zahra menjadi dokter, sehingga tanpa
sepengetahuan Zahra dan bermusyawarah terlebih dahulu, Zahra sudah di
daftarkan ke SMP negeri yang ternama. Zahra hanya pasrah, walau
sebenarnya dia tidak suka, dia berusaha untuk ikhlas menerima ketetapan
Allah ini. Sempat terpikir dalam benak Zahra ingin menjadi anak
asal-asal saja di sekolah, tapi...apalah guna baginya, semua itu tdk
akan bisa membuat ayahnya luluh. Zahra berbeda dg anak2 yang lain, yg
menjadi stess dan menjadi anak ugal-ugalan bila berbeda pendapat dg
ortunya. Karena Islam lah yg membuat Zahra tetap taat pada ortunya.Dlam
usahanya tetap belajar ikhlas, Zahra termasuk anak yg berprestasi di
sekolah, juara umum selalu dia dapatkan. Hingga, akhirnya Zahra memang
harus mengubur dalam2 cita2nya ingin kuliah ke Al azhar. Dia diterima di
universitas sriwijaya fakultas kedokteran. Hari demi hari ia lalui
sambil mengobati hati yang sempat terluka. Suatu saat, Zahra sempat
berta’aruf dengan ikhwan yng msih kuliah di LIPIA Jakarta, akhirnya
mereka memutuskan untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan.
Tapii....lagi2 saat ikhwan ini datang ke rumah Zahra, hendak meminang
Zahra. Kedua orang tua Zahra menolak mentah2, hanya alasan ikhwan itu
belum punya pekerjaan tetap. Ternyata kedua ortu Zahra ingin anaknya
menikah dengan laki2 yg bekerja di Pertamina, sebagaimana Ayah Zahra
bekerja.
Untuk kedua x nya Zahra harus ikhlas menerima keputusan
itu, ia menanggis dalam sujud2nya, bukan karena sedih tak berjodoh, tapi
sedih dengan cara kedua ortunya yang menolak mentah2. Ujian keimanan
ini tidaklah membuat Zahra sedih berkepanjangan, dia tetap menghormati
ayah dan ibunya. Tiga bulan setelah lamaran,
Ternyata rencana
Allah memang lebih indah, tidak jadi menikah Zahra didekatkan Allah
dengan Alquran, Allah memberi kado terindah kepada Zahra untuk menghafal
alquran di Jakarta. Tapi....lagi2, saat ingin meminta izin kepada
ortunya, keduanya menolak, bahkan bukan hnya menolak, tapi mencurigai
Zahra kalo kepergiannya ke Jakarta karena ingin mengejar laki2 yg pernah
melamarnya. Zahra sudah menjelaskan kalo niat dia benar2 karena Allah,
bahkan sampai bersumpah dan bersujud dikaki ayahnya. Tpi hanya kata2
kasar yg keluar dari mulut ayahnya. Karena bujukan kakak Zahra, akhirnya
ayah dan ibunya merestui kepergian Zahra ke Jakarta.
6 bulan sudah Zahra di Jakarta, melewati hari demi hari dengan
Alquran.Ternyata tak sampai disitu saja ujian Allah. Zahra mendapatkan
ujian spesial dari Allah, yaitu sakit. 6 bulan terakhir itu dia suka
sakit2an, tapi Zahra menyimpannya dari keluarganya. Hingga saat zahra
jatuh pingsan, pembimbing pondok memberi kabar kepada keluarga Zahra.
Karena sakitnya Zahra disuruh pulang ke kampung kelahirannya, walau
sebenarnya hati Zahra tak mau pulang. Saat pulang, Zahra bukannya di
sambut baik, tapi di jatuhi kalimat2 ucapann yang menyakitkan, baik dari
ayah ibu dan saudara2 kandungnya. Ibunya bilang ”kamu itu gak sakit,
tapi karena kamu itu terlalu bnyk pikiran, niat kamu ngafal quran itu
gak tulus tapi ada niat yang lain, ada yg kamu pikirkan selama disana,
pasti kamu itu memikirkan laki2 itu kan?? Sudah sekarang kamu tidak usah
kembali lagi ke jakrta, teruskan kuliah kamu. Sakit hati ibu ini kamu
gak pernah nurut.” Zahra menanggis mendengar kata2 itu keluar dari
seorang wanita yng ia hormati, ”Bu sumpah demi Allah,tak pernah melintas
dlm pikiran ku utk mengejar laki2 itu, sejak kalian menolak lamarannya
sejak itulah kami tdk pernah berhubungan lagi. Ya, aku memang banyak
pikiran disana, aku memikirkan kalian keluarga ku yg sampai saat ini
masih tak percaya dg ku, padahal kalian keluargaku yg tau aku dari kecil
tapi kalian seperti org asing. Sementara org2 yg baru kenal aku bbrpa
bulan mereka percaya dg ku, bhkan sangat percaya. Baiklah aku memang
tidak sakit, tak perlu aku berobat.”, jelas Zahra sambil menanggis.
Dada
Zahra terasa sesak, dinding dikamarnya terasa seperti ingin menghimpit
tubuhnya, kata2 itu membuat Zahra terpukul. Zahra terus berdoa kepada
Allah, agar Allah saja lah yang menjelaskan semua perasaanya kepada
keluarganya terutama ayah n ibunya. Seminggu sudah zahra di kampung
halamannya, Zahra hanya menahan sakitnya, jika sakit ia mengunci pintu
kamarnya, percuma aku mengeluh toh ibu saja tak percaya.” ungkapnya
Minggu
ketiga saat zahra ingin siap2 ke kampus , Zahra jatuh di kamar mandi,
lalu dilarikan ke UGD rumah sakit pertamina. Disaat itulah dokter
menjelaskan penyakit Zahra, ”anak ibu sakit jantung rematik, syukur
cepat di bawah ke rumah sakit. Katup jantungnya sudah bocor, perlu
dirawat intensif”. Jelas dokter.
Sang ibu langsung menanggis di
pangkuan Zahra, sementara ayahnya berdiri kaku tak mampu berkata apa2.
Ibu langsung meninta maaf dengan Zahra.
Zahra sangat
senang akhirnya Allah lah yg menjelaskan semuanya kpd ortunya, bukan
kata maaf dari ibunya yg Zahra harapkan. Tapi kasih sayang, dan
pengertian keluarga. Sejak itu Zahra mengungkapkan isi hatinya kalo dia
msih berniat tuk kuliah syariah, dia tdk minat kuliah kedokteran. Sejak
saat itu juga ibu ayahnya sangat perhatian, pendirian yg dulu sangat
kokoh, kini semakin rapuh dan luluh. Akhirnya, ayah dan ibunya merestui
Zahra kuliah sesuai keinginannya. Akhirnya, Ridho itu ia dapatkan, dia
lulus di imam muhammad ibnu Suud islamic university (LIPIA). Kini, ia
hidup dibwah naungan alquran, walau sakitnya sudah semakin mengerogoti
jantungnya...
Ibroh dari kisah nyata ini:
Tetaplah
kita taat kepada kedua ortu kita walau terkadang mereka menyakiti kita,
karena sakit yg kita rasakan tak sebanding dengan sakit saat ibu
mengandung dan melahirkan kita. Berkorban jiwa dan raga. Sebaik-baik
rencana adalah rencana Allah..
waduuh...waduuh...afwan nih akhi/ukhty, semua isi blog ini sya lihat semua catatan di FB saya..kenapa antum tidak izin share?? maaf ini semua privasi ana...muslim yg baik tidaklah mengambil hak saudaranya..
BalasHapus