Khawatir terkena penyakit Alzheimer? Teruslah bermain game seperti Angry Birds atau sudoku. Para peneliti, seperti dipublikasi jurnal Archives of Neurology pekan ini, menemukan hubungan antara “aktivitas yang merangsang otak” dengan tingkat protein yang diduga menjadi penyebab penyakit Alzheimer. Para peneliti menemukan orang yang lebih banyak membaca, menulis, dan bermain game selama hidup mereka memiliki risiko yang lebih rendah untuk terkena Alzheimer.
“Gaya hidup selama seumur hidup Anda mungkin penting dalam perkembangan penyakit Alzheimer,” kata Dr Susan Landau penulis laporan studi itu yang juga peneliti di University of California-Berkeley, seperti dikutip ABC.
Asosiasi Alzhemier mengatakan penelitian ini “berisi beberapa data baru yang berharga mengenai kemungkinan hubungan antara faktor risiko gaya hidup yang dapat dimodifikasi dan perubahan pada otak yang merupakan indikasi dari penyakit Alzheimer.”
Penyakit Alzheimer adalah bentuk paling umum dari demensia dan kehilangan memori pada orang dewasa, terutama yang berusia di atas 60 tahun. Hal ini diduga disebabkan oleh akumulasi protein tertentu yang disebut amiloid pada otak. Kebanyakan orang normal memiliki sejumlah kecil protein ini di otak mereka dan diperkirakan bahwa akumulasi selama perjalanan hidup seseorang dapat mengakibatkan penyakit ini.
Dalam penelitian ini, para peneliti mewawancarai 65 orang yang sehat tentang kebiasaan sepanjang hidup mereka, seperti membaca, menulis, dan bermaingame sejak usia enam tahun. Mereka kemudian menjalani pemindaian otak khusus yang dapat mendeteksi amiloid.
Para peneliti menemukan orang yang lebih banyak membaca, menulis, dan bermain game selama hidup mereka memiliki jumlah protein tertentu pada otak mereka lebih rendah yang berarti lebih kecil kemungkinannya untuk terkena penyakit Alzheimer.
Landau menjelaskan, boleh bermain game apa saja asal merangsang otak. Ia menyebut beberapa di antaranya: permainan sodaku, teka-teki silang, dan… Angry Birds.
“Tidak ada penekanan pada jenis permainan yang dimainkan, tapi pada usia dan seberapa sering orang-orang yang berpartisipasi dalam kegiatan yang merangsang otak, termasuk membaca, menulis, dan bermain game,” kata Landau.
Dr Samuel Gandy, salah satu direktur pada Pusat Penelitian Alzheimer di Mount Sinai Medical Center, New York, mengatakan bahwa untuk sementara temuan penelitian ini tampaknya masuk akal. “Namun tidak dapat dianggap bsebagai bukti definitif yang dapat diresepkan untuk pasien dan bahwa uji klinis lanjutan masih diperlukan,” katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar