Kamis, 07 Juni 2012

Memakai tas, dompet, sepatu yang terbuat dr kulit binatang buas

Saat ini di jaman modern banyak dipasarkan barang-barang dari kulit buaya, ular, biawak. Bolehkah kita memakai benda-benda tersebut? Bagaimana dalilnya?


Ada soal yang dilayangkan ke komisi fatwa Saudi: jika kulit rubah disamak apakah menjadi suci?apakah boleh menggunakannya untuk pakaian dan selainnya?apakah boleh memperjualbelikannya?

Berikut terjemahan bebas dari jawaban komisi Fatwa:
Kulit rubah najis seperti dagingnya, karena dia termasuk binatang buas.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

«كل ذي ناب من السباع فأكله حرام».أخرجه مسلم رقم 1933

"Setiap bintang buas yang bertaring hukumya haram untuk dimakan"


Kemudian komisi fatwa membawakan dalil-dalil lain yang berhubungan dengan pertanyaan dan memberikan kesimpulan diakhir jawaban
Pertama:

Dalam riwayat Abi Al-Malih Bin Usamah dari bapaknya disebutkan

وحديث أبي المليح بن أسامة، عن أبيه رضي الله عنهما، أن رسول الله صلى الله عليه وسلم “نهى عن جلود السباع”.أخرجه أبو داود(رقم 4132) و الترمذي (رقم 1770) و النسائي (رقم 4253).صححه الألباني.

Abu Al-Malih menceritakan dari bapaknya (Usamah) Radhiyallahu anhuma bahwa Rasulullah melarang dari kulit binatang buas.
Dalam riwayat tambahan disebutkan: melarang untuk dijadikan alas.
Ada juga riwayat yang menyebutkan : melarang dari hasil pendapatannya.


Dua riwayat tambahan ini dishahihkan oleh syaikh Albani di Misykat Al-Mashabih juz.1 hal.157-158

Kedua:

قال: فأنشدك بالله، هل تعلم أن رسول الله صلى الله عليه وسلم «نهى عن لبس جلود السباع والركوب عليها؟» قال: نعم.أخرجه أبو داود رقم 4131. صححه الألباني.

Miqdam berkata kepada Muawiyah radhiyallahu anhuma: Demi Allah, apakah anda mengetahui bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melarang(ummatnya.pen) untuk mengenakan sesuatu dari kulit binatang buas dan melarang menjadikannya alas saat mengendarai sesuatu?Muawiyah menjawab: ya

Ketiga:

Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

"لا تصحب الملائكة رفقة فيها جلد نمر".أخرجه أبو داود رقم 4130.حسنه الألباني

Malaikat tidak menemani rombongan yang menyertakan kulit harimau (di rombongan itu.pen)


Kesimpulan komisi fatwa:

Nash-nash ini melarang penggunaan kulit binatang yang dagingnya tidak dimakan
(Lih.Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah juz.24 hal.30)

Lihat juga fatwa syaikh Bin Baz mengenai sepatu kulit http://www.binbaz.org.sa/mat/18550

Wallahu ta’ala a’lam



Sumber : http://www.salamdakwah.com/baca-pert...tang-buas.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar