Kamis, 07 Juni 2012

Memento, Ketika Fakta dan Memori Saling Beradu


Memento (Summit Pictures)
Pernahkah kalian membayangkan bagaimana caranya hidup apabila kalian tidak mampu mengingat atau mengkreasi memori baru? Yang jelas kalian akan butuh banyak sekali catatan untuk mengingat hal-hal yang penting seperti identitas diri, resep obat, ataupun tagihan bulanan.
Meskipun di satu sisi catatan begitu menolong, di sisi lain catatan juga bisa menjadi hal yang sangat unreliable ketika kalian tidak bisa mengingat tujuan dari catatan tersebut. Sebagai contoh, ketika catatan laundry dan catatan menu makan tercampur akibat ketidakmampuan untuk mengingat, mungkin kalian akan berakhir memakan celana kalian sendiri.
Bagi Leonard “Lenny” Shelby (Guy Pearce), penderita Anterograde Syndrom(k
etidakmampuan mengingat memori baru) seperti dirinya membutuhkan sebuah sistem tersendiri untuk bisa mengingat. Untuk Lenny, sistem termudah adalah dengan membuat tato catatan-catatan penting di tubuhnya serta membuat foto orang atau benda yang perlu dia ingat.
Tentu kalian bertanya-tanya sepenting apakah fakta yang perlu diingat Lenny sampai ia rela mentato catatan-catatan penting di tubuhnya. Well, catatan di tubuh Lenny adalah sejumlah informasi  mengenai pembunuh istrinya.
Leonard "Lenny" Shelby (Guy Pearce)
Bagaimana Lenny berusaha memanfaatkan catatan-catatan tersebut sembari mencoba mempercayai  memorinya sendiri menjadi fokus utama dalam film Memento karya Christopher Nolan.
Setelah memulai debut gemilang dalam film Following yang memperoleh sejumlah penghargaan film festival, Nolan mencoba kembali membuktikan dirinya sebagai sutradara muda yang patut diperhitungkan lewat film yang diproduksi 10 tahun yang lalu ini.
Dari segi cerita, Memento mungkin terlihat biasa saja karena mengusung tema  noir-psikologis bearoma investigasi yang sudah banyak beredar seperti Vertigo karya Alfred Hitchcock, Basic Instinct karya Paul Verhoeven, dan Se7en karya David Fincher.  Namun, ada yang membuat Memento begitu spesial meski mengusung tema atau cerita yang tergolong basi yaitu plot-nya.
Nolan mencoba tampil beda dengan mengaplikasikan plot berbentuk Fabula & Sujet dalam narasi MementoFabula dan Sujet adalah teknik plot non-linear di mana cerita utama dibagi menjadi dua alur saling berlawanan namun berjalan paralel dan bergantian hingga akhir film (titik temu kedua alur).
Dalam Memento, kita akan melihat film dari dua sisi kronologis. Sisi pertama (ditandai dengan layar berwarna) mengisahkan investigasi yang dilakukan Lenny berdasarkan catatan yang ia buat. Untuk sisi pertama ini,  alur cerita berjalan mundur dari akhir ke awal investigasi.
Sisi kedua (ditandai dengan layar hitam putih) mengisahkan hal yang mendorong Lenny untuk melakukan invesitgasi. Untuk sisi kedua,  alur cerita akan berjalan maju dari Lenny yang amnesia hingga pada akhirnya ia memutuskan untuk melakukan investigasi (akhir dari sisi pertama).
Sisi pertama dan kedua tersebut nantinya akan bertemu di akhir film. Titik temu tersebut, baik dikatakan sebagai pertengahan atau akhir cerita, akan menjadi gambaran jelas sekaligus twist dari keseluruhan cerita Memento.
Memakai plot Fabula & Sujet boleh dikatakan langkah brillian yang diambil Nolan meskipun ide plot tersebut sebenarnya datang dari adiknya sekaligus penulis asli Memento, Jonathan Nolan. Plot non-linear tersebut sangat pas untuk membawa penonton mencoba mempersepsikan masa depan dan masa lampau secara simultan sekligus merasakan penderitaan Lenny yang kebingungan akibat tidak mampu  mengingat (mengkreasi) memori baru namun di satu sisi mampu mengingat memori lamanya.
“Teknik fabula dan sujet digunakan Nolan untuk menghadirkan rasa kebingungan yang sama pada Lenny.  Rasa kebingungan tersebut selanjutnya akan mendorong penonton untuk memecahkan teka-teki plot yang berjalan maju-mundur (sujet) demi memahami cerita secara keseluruhan (fabula),” jelas pengamat film Stefano Gishlotti dalam jurnalFilm Anthology.
Demi menjaga fokus penonton tetap pada plot dan cerita Memento, Nolan memutuskan untuk tidak menggunakan aktor-aktor kelas A pada film yang kelak mengangkat namanya sebagai sutradara jenius ini. Sebaliknya, Nolan memutuskan untuk memakai aktor-aktor yang lebih sering bermain di film independen.
Lenny (Guy Pearce) & Natalie (Carrie Anne Moss)
Untuk karakter Leonard, Nolan mengkasting Guy Pearce ( Time Machine, Count of Monte Cristo) karena diyakani memiliki kemampuan akting yang bagus namun di satu sisi juga tidak seberapa terkenal. Untuk karakter support, Natalie dan Teddy, Nolan mengkasting Carrie Anne Moss dan Joe Pantoliano yang pada saat itu baru saja menyelesaikan film fenomenal The Matrix.  Perlu saya akui bahwa Nolan tidak salah mengkasting mereka karena ketiganya bermain apik, terlebih lagi Guy Pearce yang tampil menyakinkan sebagai penderita Anterograde Syndrom.
Final verdict, Memento adalah film Nolan yang paling wajib ditonton (baca: terbaik), bahkan ketika dibandingkan dengan The Dark Knight atau Inception yang fenomenal itu. Jangan mengaku fans film Nolan ataupun fans film noir kalau belum pernah mencicipiMemento. Jenis cerita boleh basi, sinematografi boleh konvensional, tetapi penyajian cerita dan plot Memento begitu luar biasa.
Score: A+
Trivia:
-Syuting film Memento berlangsung kurang dari satu bulan (25 hari)
-Nolan sempat berpikir mengkasting Brad Pitt atau Aaron Eckhart sebagai pemeran Lenny, namun dibatalkan demi menjaga fokus penonton tetap pada cerita Memento, bukan pada pemerannya. Hal senada juga berlaku pada tokoh Natalie (Carrie Anne Moss) yang sebelumnya hendak diserahkan kepada Angleina Jolie atau Famke Jansenn.
-Nolan awalnya hendak memasang lagu Paranoid Android dari Radiohead sebagai theme song Memento, namun dibatalkan karena royalti yang perlu dibayar terlalu mahal untuk ukuran film indie.
-Film Memento tanpa teknik Fabula & Sujet menjadi bonus feature dari dvd Memento.
-Film Memento merupakan adapatsi dari cerpen berjudul Memento Mori karya Jonathan Nolan, adik dari Christopher Nolan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar